Sabtu, 01 Maret 2014

Penanganan Terkini Gangguan Belajar Disleksia Pada Anak

Disleksia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan  seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam  perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa. 
Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan  kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai Aleksia.  Selain mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga  ditengarai juga mempengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa  pengidapnya.
Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai  penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang  untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga  dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan  kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori  pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap  tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula  bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian,  panjang lebar.


Tanda Disleksia Pra Sekolah
  • Suka mencampur adukkan kata-kata dan frasa
  • Kesulitan mempelajari rima (pengulangan bunyi) dan ritme (irama)
  • Sulit mengingat nama atau sebuah obyek
  • Perkembangan kemampuan berbahasa yang terlambat
  • Senang dibacakan buku, tapi tak tertarik pada huruf atau kata-kata
  • Sulit untuk berpakaian
Adapun tanda-tanda disleksia di usia sekolah dasar:
  • Sulit membaca dan mengeja
  • Sering tertukar huruf dan angka
  • Sulit mengingat alfabet atau mempelajari tabel
  • Sulit mengerti tulisan yang ia baca
  • Lambat dalam menulis
  • Sulit konsentrasi
  • Susah membedakan kanan dan kiri, atau urutan hari dalam sepekan
  • Percaya diri yang rendah
  • Masih tetap kesulitan dalam berpakaian
Penanganan
  • Usahakan agar benar-benar aktif dalam mendampinginya dari waktu ke waktu. Penderita disleksia setiap saat akan menemukan kesulitan-kesulitan. Dan  bila kita biarkan mereka mencari jawabannya sendiri,maka ketika  menemukan kegagalan demi kegagalan,si penderita justru akan menjadi  semakin bodoh. Keadaan tersebut akan memperburuk penyimpangannya.
  • Memberikan dorongan sedemikian rupa untuk mengembalikan kepercayaan dirinya. Penderita  disleksia akan cenderung  menghabiskan waktunya untuk mencari cara  dalam usahanya untuk menguasai sejumlah materi pelajaran  seperti,membaca,menulis dan hitungan-hitungan. Perjuangan ini hanya akan  tetap bertahan apabila kepercayaan dirinya terus terjaga
  • Buatlah semenarik mungkin ketika mengajarinya membaca. Hampir  semua anak penderita disleksia tidak suka pelajaran membaca,karena  membaca adalah pekerjaan yang paling berat bagi dirinya. Carilah isi  bacaan yang disukai oleh subjek,sehingga hal tersebut akan menjadi  menarik bagi subjek untuk terus mambacanya walaupun sulit.
  • Berikan model peran ,seperti orang-orang sukses yang disleksia. Model  peran  sangat penting mereka untuk meningkatkan semangatnya, dan tidak  selalu harus Albert Einstein, karena mungkin itu terlalu kuno. Ambilah  misalnya Orlando Bloom,Jackie Chan,Mc Dreamy,Patrick Dempsey (ini adalah  tokoh-tokoh pria sukses yang disleksia). Untuk wanita bisa diberikan  tokoh: Selma Hayek,Jewel,Whoopi Goldberg yang tentu akan membangkitkan  semangat dan harapan kesembuhan pada dirinya.
  • Bantu mereka dengan teknologi  yang membantu. Memberikan komputer saja untuk anak-anak disleksia  tidak akan sangat membantu. Berikan mereka software seperti Dragon Naturally Speaking atau Kurzweil 3000 . Biarkan mereka belajar sampai ia benar-benar menguasainya .
  • Gunakan Metode Pendekatan Multi-Sensori. Wilson  Reading System. Orton-Gillingham, dan Slingerland Approach merupakan  pendekatan pengajaran Multi-sensori. Mengajar mereka dengan pendekatan  multi-sensori akan sangat membantu proses recoverynya.Ke enam cara ini  bisa anda gunakan untuk bisa membantu mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar